Kamitetep (Phereoeca uterella)
merupakan serangga yang termasuk ke dalam ordo Lepidoptera dan menjadi salah satu permasalahan hama rumah tangga. Hal ini disebabkan oleh kamitetep yang berada pada fase larva. Biasanya larva tersebut berada di dalam cangkang berbentuk seperti biji labu. Pertama kali spesies ini ditemukan oleh Lord Walsingham pada tahun 1897 dari Kepulauan Virgin. Kemudian pada tahun 1933 spesies tersebut diberi nama Tineola uterella. Setelah itu, pada tahun 1956 ditemukan genus baru yaitu Phereoeca uterella Walsingham (memiliki case-bearer berbentuk datar).
Gambar 1 . Phereoeca uterella dewasa
Taksonomi :
- Kingdom : Animalia
- Filum : Arthropoda
- Kelas : Insecta
- Ordo : Lepidoptera
- Famili : Tineidae
- Genus : Phereoeca
- Spesies : Phereoeca uterella
HABITAT KAMITETEP
Gambar 2 . Kondisi Habitat Phereoeca uterella
Penyeberan Phereoeca dapat terjadi melalui adanya perdagangan international, larva dapat dengan mudah menempel pada kayu, kemudian setelah dewasa Phereoeca dapat terbang ke tempat lainnya dan dapat membantu persebaran Phereoeca . Larva dan pupa dari Phereoeca biasanya ditemukan di dalam sarang laba-laba di sudut dinding, di kamar mandi ataupun di dalam kamar tidur. Selain itu, larva dan pupa tersebut dapat juga ditemukan di dalam batang pohon. Phereoeca membutuhkan kelembaban yang tinggi untuk bisa berkembangbiak dengan baik. Wadah atau Case-bearer dari Phereoeca akan menjadi gelap ketika dibasahi, seperti halnya kulit kayu dan menjadi terang kembali ketika kering
SIKLUS HIDUP
Gambar 3 . Casebearer Phereoeca uterella. Photograph by Lyle J . Buss, University of Florida
Siklus hidup Phereoeca dimulai dari fase telur, larva, pupa dan dewasa. Siklus hidup biasanya berlangsung kurang lebih 62 sampai 86 hari. Setelah kawin, betina akan meletakkan telurnya di dalam celah dinding atau lantai, biasanya dalam seminggu betina dapat menghasilkan kurang lebih sebanyak 200 telur dan setelah itu betina akan mati. Telur tersebut berdiameter 0 , 4 mm, berwarna pucat kebiruan dan sangat lunak. Kemudian setelah telur menetas akan menjadi larva. Biasanya larva tersebut banyak ditemukan ditempat tempat tersembunyi, seperti bagian bawah Kasur, bagian sudut dinding atuapun tergantung pada tirai. Setelah meninggalkan telurnya, larva akan membuat wadah untuk melindungi dirinya, dengan bahan- bahan seperti sutra, partikel kecil seperti pasir, tanah dan kotoran serangga. Bentuk dari wadah ( Case-bearer) seperti biji labu yang ramping dan pipih.
Gambar 4 . Phereoeca uterella ( atas betina, bawah jantan) . Photograph by Lyle J . Buss, University of Florida
Larva yang sudah berkembang sempurna memiliki panjang 8 -14 mm dan lebar 3 -5 mm. Saat diganggu, Case-bearer akan menutupi larva dan menarik larva tersebut masuk ke dalam. Case-bearer memiliki rajutan pada bagian luarnya, hal ini berfungsi agar kaki dari larva dapat berjalan dengan baik. Setelah itu, masuklah ke dalam fase pupa dimana Case-bearer sudah tidak memiliki rajutan, dan sudah tertutup dengan merata, disinilah terjadi proses penyempurnaan organ tubuh sebelum menjadi dewasa. Setelah fase pupa selesai, Phereoeca dewasa memiliki rentang sayap sepanjang 10 -13 mm. Secara morfologi, Phereoeca memiliki warna abu-abu, memiliki sisik panjang seperti rambut berwarna abu lebih terang. Ukuran jantan lebih kecil dibandingkan dengan betina ( rentang sayap 7 -9 mm), lebih tipis dan memiliki warna yang kurang terang.
MAKANAN
Gambar 5 . Benang wol pada sarang laba-laba
Ketika dalam fase larva, Phereoec a aktif dalam mencari makan, hal ini bertujuan untuk membantu mempercepat pertumbuhannya. Biasanya, Phereoeca sangat menyukai benang wol dari jaring laba-laba. Selain itu, jaring serangga seperti kutu buku ( Psocoptera) dan webspinner ( Embioptera) dari batang pohon juga makanan yang disukai Phereoeca .
DAMPAK NEGATIF
Gambar 6 . Hasil Gigitan Kamitetep
Larva dari Phereoeca ( Kamitetep) dapat memberikan dampak negative bagi manusia, karena gigitannya dapat menimbulkan rasa gatal, terjadi iritasi pada kulit, bengkak, kemerahan dan rasa nyeri. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi keluhan yaitu j ika terdapat nyeri dapat dikompres dengan air hangat, j ika rasa gatal berlebih dapat dikompres menggunakan air dingin. Tindakan preventif yang dapat dilakukan yaitu dengan membersihkan area-area yang tersembunyi seperti bagian bawah Kasur, karpet secara kontinu. Selain itu, dapat juga menggunakan jasa AAG pest control untuk mengendalikan hama kamitetep.
SUMBER
Jimenez Juan AV. Fasulo TR. 2020 . Phereoeca uterella Walsingham. http://entnemdept. ufl. edu/creatures/urban/occas/household_casebearer . University of Florida
Aiello A. 1979 . Life History and Behavior of the Case-Bearer Phereoeca allutella ( Lepidoptera: Tineidae). Psyche . 86 : 125 -136 .