Morfologi
Rayap merupakan serangga yang termasuk ke dalam Ordo Isoptera. Rayap bersifat polimorfis yaitu memiliki tatanan kasta dalam koloninya. Dalam satu koloni rayap terdiri atas tiga kasta dengan pembagian tugas yang berbeda, yaitu kasta pekerja, kasta prajurit dan kasta reproduktif. Organisme ini memiliki tubuh yang lunak dan berwarna terang. Tampak sekilas rayap terlihat mirip dengan semut, akan tetapi terdapat perbedaan diantara keduanya. Secara morfologi, rayap memiliki antena berbentuk lurus tanpa siku, sedangkan semut membentuk siku, ukuran sayap depan dan belakang pada rayap relatif sama, sedangkan semut berbeda dan bagian kepala,dada (thorax) dan perut (abdomen) pada rayap terlihat menyatu, sedangkan pada semut dapat dibedakan dengan jelas memisahkan antara kepala, dada, dan perut.
Rayap umumnya dapat dijumpai pada banyak tempat seperti di hutan, pekarangan, kebun dan juga di dalam rumah. Makanan utamanya adalah kayu dan bahan-bahan dari selulosa lain serta jamur. Kemampuan rayap dalam menyerap selulosa dari kayu, disebabkan karena adanya protozoa yang merupakan simbion rayap. Telah diketahui bahwa rayap merupakan salah satu jenis serangga yang dapat menghasilkan enzim selulase, enzim tersebut berasal dari protozoa yang terdapat di dalam perut rayap. Oleh karena itu, rayap dapat mendekomposisi kayu.
Famili Rayap yang terdapat di Wilayah Indonesia
1. Kalotermitidae (Contoh : Cryptotermes sp.)
-
Taksonomi :
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Isoptera
Famili : Kalotermitidae
Genus : Cryptotermes
Spesies : Cryptotermes sp.
-
Ciri Morfologi : Rayap prajurit memiliki kepala berwarna hitam, mandibel hampir tidak tampak, memiliki jumlah antena 11-14 ruas dan memiliki panjang tubuh kurang lebih 5,2 mm
-
Habitat : Terdapat di dalam kayu kering atau kayu mati yang tidak berhubungan dengan tanah (tidak ditemukan adanya tanah di dalam sarang)
- Ciri Kerusakan : Menyebabkan kerusakan dalam kayu, berbentuk rongga-rongga tak teratur, agak memanjang searah serat dan sering menyerang perabot rumah tangga. Selain itu, biasanya di sekitar kayu yang rusak ditemukan adanya Frass (kotoran rayap kayu kering berbentu granule tapi bersegi)
2. Rhinotermitidae (Contoh : Coptotermes sp.)
-
Taksonomi :
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Isoptera
Famili : Kalotermitidae
Genus : Coptotermes
Spesies : Coptotermes sp.
-
Ciri Morfologi : Rayap prajurit memiliki kepala berwarna kuning dan berbentuk bulat segitiga, antena terdiri dari 14 ruas, mandibel berbentuk melengkung di ujungnya. Panjang tubuh prajurit 5,0 mm dan dapat mengeluarkan cairan berawarna putih seperti air susu dari mulutnya
-
Habitat : Terdapat di dalam tanah yang lembab atau di area bangunan. Biasanya rayap ini membuat kanal (terowongan) dari lumpur agar tetap lembab
- Ciri Kerusakan : Terdapat bekas sarang yang berbentuk seperti sarang lebah pada bangunan atau kayu yang rusak, dan juga terdapat bekas kotoran akibat dari tanah yang menempel pada kayu atau bangunan tersebut
3. Termitidae (Contoh : Macrotermes sp.)
-
Taksonomi :
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Isoptera
Famili : Termitidae
Genus : Macrotermes
Spesies : Macrotermes sp.
-
Ciri Morfologi : Rayap prajurit memiliki kepala berwarna merah, antena terdiri dari 17 ruas, adanya sepasang mandibula yang berukuran besar berwarna lebih gelap dari kepala, simetris, dapat menutup dan tajam
-
Habitat : Terdapat di dalam tanah ataupun di dalam pohon yang langsung kontak dengan tanah
- Ciri Kerusakan : Terdapat sarang berbentuk kuba (dome) yang muncul diatas permukaan tanah. Jika koloni membangun sarang di dekat pohon, dapat menganggu sistem perakaran sehingga menyebabkan pohon tumbang.
Siklus Hidup Rayap
Rayap memiliki siklus hidup hemimetabola (secara bertahap), melalui tahapan telur, larva, nimfa dan dewasa. Telur rayap berbentuk silindris dengan bagian ujung berwarna putih dan membulat. Selain itu telur tersebut berwarna jingga transparan dan akan menetas kurang lebih 8-11 hari. Selanjutnya, telur akan menetas dan Berkembang menjadi larva. Kemudian larva akan berkembang menjadi nimfa, dimana nimfa tersebut akan memilih peran sesuai dengan yang dibutuhkan koloni, misalnya masuk ke dalam kasta prajurit, kasta pekerja atau kasta reproduktif. Saat nimfa tersebut sudah berkembang menjadi rayap dewasa, maka rayap tersebut akan menjalankan perannya sesuai dengan tugas yang terdapat dalam masing-masing kasta. Rayap pada kasta reproduktif akan memiliki sepasang sayap (alates). Kemudian, rayap jantan dan betina tadi akan menjatuhkan sayapnya saat akan kawin untuk menghasilkan telur.
Sistem Kasta pada Rayap
1. Kasta Pekerja
Jumlah kasta pekerja biasanya lebih banyak jika dibandingkan dengan kasta lain yang terdapat dalam 1 koloni. Peran dari kasta pekerja yaitu, mencari makanan, memindahkan makanan saat terdapat ancaman dari luar, membuat sarang serta memelihara ratu. Kasta pekerja dapat merusak kayu karena memiliki kemampuan mencerna selulosa yang terdapat di dalam kayu dan akan dimuntahkan untuk dapat dimakan oleh kasta yang lain. Kasta pekerja memiliki alat kelamin yang tidak berkembang sempurna sehingga menjadi mandul.
2. Kasta Prajurit
Peran kasta prajurit di dalam koloni yaitu melindungi koloni dari gangguan luar sehingga rayap pada kasta prajurit memiliki mandible yang besar yang dapat digunakan sebagai senjata dalam mempertahankan koloninya. Akan tetapi, rayap pada kasta prajurit sangat bergantung pada rayap pekerja karena tidak mampu makan sendiri. Hal iini dikarenakan, rayap jenis ini memiliki rahang yang besar.
3. Kasta Reproduktif
Kasta reproduktif terdiri dari betina dan jantan, dimana betina bertugas untuk bertelur dan jantan bertugas untuk membuahi betina. Rayap pada kasta ini akan menjadi calon Ratu (rayap betina) dan Raja (rayap jantan), biasanya rayap pada kasta ini disebut juga sebagai laron. Ciri morfologi dari kasta reproduktif yaitu memiliki ukuran tubuh yang lebih besar jika dibandingkan dengan rayap pada kasta yang lain, biasanya berukuran 5-9cm, memiliki sayap yang sangat rapuh dan akan rontok jika sudah membuat koloni baru. Selain itu, rayap pada kasta ini memiliki mata yang tidak dimiliki oleh kasta pekerja dan prajurit.
4. Ratu dan Raja
Saat rayap reproduktif merontokan sayapnya dan membuat koloni baru, maka akan dipilih 1 rayap dan 1 raja dalam 1 koloni. Tubuh betina yang terpilih sebagai ratu akan mengalami obesitas karena perannya untuk bertelur hingga akhir hidupnya. Saat kemampuan ratu dalam bertelur menurun, rayap dalam kasta reproduktif akan membantu menghasilkan telur meskipun jumlah telur yang dihasilkan lebih sedikit jika dibandingkan dengan ratu.
Manfaat Rayap
Rayap merupakan bagian serangga yang penting dalam daur ulang nutrisi tanaman melalui proses pemecahan dan dekomposisi material organik. Rayap sebagai makrofauna tanah juga banyak memberikan manfaat bagi ekosistem, yaitu berperan dalam menggemburkan tanah, hal ini dikarenakan adanya lorong-lorong di dalam tanah yang dibuat oleh rayap. Tentunya hal ini baik untuk pertumbuhan tanaman. Serangga ini sangat bermanfaat untuk membantu menguraikan sisa-sisa kayu, serasah dan mengubahnya menjadi unsur hara yang dikembalikan ke dalam tanah. Dalam suatu ekosistem, rayap memiliki peranan penting sebagai serangga pengurai atau dekomposer yang bermanfaat bagi lingkungan. Selain itu, rayap juga dapat menjadi alternatif pangan bagi para korban bencana alam di bagian daerah yang sulit untuk dijangkau dan tidak memiliki bahan makanan. Rayap dapat dimanfaatkan sebahai bahan makanan karena mengandung banyak nutrisi dan mencegah terjadinya defisiensi protein dan busung lapar.
Kerusakan Akibat Rayap
Sebagian masyarakat beranggapan bahwa rayap merupakan serangga perusak, hal ini dikarenakan adanya kerusakan pada bangunan yang terbuat dari bahan kayu sehingga bersifat merugikan. Kerugian ekonomis yang terjadi akibat serangan rayap pada bangunan terus mengalami peningkatan. Rayap tidak hanya menyerang bahan bangunan, tetapi juga dapat menimbulkan kerusakan pada kertas (buku, dokumen penting dan uang). Berbagai bangunan seperti gedung perkantoran, gedung sekolah, dan rumah-rumah tinggal banyak mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh rayap. Kerusakan yang paling sering ditemukan adalah serangan rayap tanah dan rayap kayu kering. Rayap kayu kering biasanya menyerang melalui dua cara yaitu penerbangan laron ke kayu, kemudian berkembang biak, dan serangan yang menyebar dari obyek lain yang telah diserang dan letaknya berdekatan.
Pengendalian Hama Rayap
Pengendalian hama rayap dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu tindakan secara teknis, biologi dan kimiawi. Berikut merupakan tindakan yang dapat dilakukan dalam mengendalikan hama rayap :
1. Teknis
Meningkatkan kebersihan sanitasi lingkungan, misalnya dengan cara membersihkan sisa-sisa tunggul tanaman, membuat saluran drainase untuk menjaga kelembaban tanah
2. Biologi
Memanfaatkan adanya sifat anti rayap yang diisolasi dari jenis kayu tertentu. Keawetan alami kayu dihasilkan dari adanya komponen bio aktif yang bersifat racun dan secara alami mempunyai kemampuan untuk menahan serangan organisme perusak kayu. Efek Dari komponen bio aktif tersebut dapat mematikan protozoa yang terdapat di dalam perut rayap. Kematian protozoa menyebabkan aktivitas enzim selulase yang dikeluarkan protozoa tersebut terganggu. Hal ini dapat menyebabkan rayap tidak memperoleh makanan dan energi yang dibutuhkan sehingga rayap tersebut mati. Selain itu, terdapat juga efek yang ditimbulkan dari komponen bio aktif tersebut, misalnya merusak fungsi sel rayap yang pada akhirnya menghambat proses pergantian kulit rayap.
3. Kimiawi
Pengendalian ini dapat dilakukan saat pre konstruksi dan pasca konstruksi. Pengendalian pre konstruksi dapat dilakukan dengan menginjeksikan termitisida pada pondasi rumah, sedangkan pengendalian pre konstruksi dapat dilakukan dengan menggunakan metode baiting ataupun spraying. Tidak disarankan untuk melakukan pengendalian rayap secara kimiawi (menggunakan termitisida), kecuali dilakukan oleh Professional Pest Control Operator. Hal ini terkait dengan dosis penggunaan chemical yang digunakan dan cara penggunaan alat untuk treatment, sehingga diperlukan bantuan dari Professional Pest Control Operator.
Contoh Pengendalian Hama Rayap oleh AAG Pest Control
- Pemasangan Baiting Rayap
- Pengecekan Hasil Pemasangan Bait
Sumber
- Arif A, Usman N, Samma F. 2006. Sifat Anti Rayap dari Ekstrak Ijuk Aren (Arenga Pinnata Merr.). Jurnal Perennial. 3(1): 15-18
- Firdausi AP, Solikhin A, Pranata A. 2011. Diversifikasi Pangan dari Hama Hutan: Rayap Kayu Basah (Glyptotermes montanus Kemmer) sebagai Alternatif Pangan Pasca Bencana di Indonesia. [Repository]. IPB : Bogor (ID)
- Prayogo I. 2007. Beberapa Pengalaman Menghadapi Serangan Rayap dan Upaya Pencegahannya saat Pra dan Pasca Konstruksi. Jurnal Aplikasi. 2(1): 11-15
- Santoso R, Yolanda R, Purnama A. 2016. Jenis-Jenis Rayap (Insekta: Isoptera) yang terdapat di Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. (https://www.semanticscholar.org/paper)
- Savitri A, Martini, Yuliawati. 2016. Keanekaragaman Jenis Rayap Tanah dan Dampak Serangan pada Bangunan Rumah di Perumahan Kawasan Mijen Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 4(1): 100-105
- Setiawati C. 2013. Keragaman Jenis Rayap dan Intensitas Kerusakan Bangunan di Perumahan Alam Sinarsari, Cibeureum, Darmaga, Bogor. [Repository]. IPB : Bogor (ID)
- Subekti N. 2010. Karakteristik Populasi Rayap Tanah Coptotermes spp (Blattodea: Rhinotermitidae) dan Dampak Serangannya. Biosaintifika. 2(2) :110-114